Dunia ini adalah alam yang fana dan bohong belaka. Keindahan alam dunia Allah Swt ciptakan adalah agar manusia mengenal kepada Allah Swt.
Itulah maksud Allah Swt. menciptakan akal.
Adanya langit, matahari, bintang, bulan, lautan, gunung-gunung adalah agar manusia paham siapa yang menciptakannya. Agar akal manusia paham bahwa dibalik semua itu ada yang menciptakan dan yang mengaturnya.
Maka nanti ketika kita mati maka akal kita akan ditanya untuk apa digunakan selama hidup di dunia. Tanggung jawab akal kita yang pertama harus kita tunaikan adalah bagaimana akal kita ini mengenal dan memahami Allah Swt.
Allah berfirman yang bermaksud;
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan?, Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?, Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?"
- Al Ghaasyiyah (88); 17-
Allah berfirman bermaksud;
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gementarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (kerananya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal".
Al Anfaal (8): 2
Saat kita lahir, kita tidak membawa apa-apa.Begitu pula saat kita meninggal, cuma kain kafan yang membungkus badan diri..
Maksud alQuran:
"Katakanlah Wahai Muhammad: Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (At-Taubah:24)
Nukilan :
Dato' Azlina Che Abdullah
Group Whatsapp
Jalan Mengenal Allah
TAMAN ILHAMKU
MOTO:
Sentiasa berusaha untuk melaksana & mendapat yang terbaik; Sentiasa bersedia menghadapi sebarang kemungkinan yang buruk. ( Hope for he best; be prepared for the worst)
KEYAKINANKU:
Allah tidak membebankan hambaNya kecuali apa yang mampu ditanggung olehnya.(Maksud Surah alBaqarah)
Allah sentiasa berikan yang terbaik untuk hambaNya. Berdoa & berharaplah hanya padaNya, Tuhan yang satu!
DOAKU PADAMU, YA ALLAH:
Ya Allah , aku tidak pernah memohon untuk dikecilkan ujianMu tapi ku sentiasa berharap Kau besarkanlah iman di hatiku utk menempuh sgala ujianMu dgn redha dan tabah. Rahmatilah aku dalam setiap nafas yg masih berbaki. Amiin.
Monday, November 30, 2015
Monday, February 23, 2015
Hak isteri poligami
(Artikel yang disalin drpd group whatsapp yang juga dipetik drpd sumber lain )
Di antara hak setiap isteri dalam poligami adalah sebagai berikut:
A. Memiliki rumah sendiri
Setiap isteri memiliki hak untuk mempunyai rumah sendiri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 33, yang artinya, “Menetaplah kalian (wahai isteri-isteri Nabi) di rumah-rumah kalian.” Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla menyebutkan rumah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam bentuk jamak, sehingga dapat dipahami bahwa rumah beliau tidak hanya satu.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menceritakan bahwa ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sakit menjelang wafatnya, baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya, “Dimana aku besok? Di rumah siapa?’ Baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menginginkan di tempat Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, oleh karena itu isteri-isteri beliau mengizinkan beliau untuk dirawat di mana saja baginda menginginkannya, maka baginda dirawat di rumah Aisyah sampai baginda wafat di sisi Aisyah. Baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat pada hari giliran Aisyah. Allah mencabut ruh baginda dalam keadaan kepala baginda bersandar di dada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.
Ibnu Qudamah rahimahullah menjelaskan dalam kitab Al Mughni bahwasanya tidak pantas seorang suami mengumpulkan dua orang isteri dalam satu rumah tanpa redha dari keduanya. Hal ini dikhuatiri dapat menjadikan penyebab kecemburuan dan permusuhan di antara keduanya.
Tidak boleh mengumpulkan para isteri dalam satu rumah kecuali dengan redha mereka juga merupakan pendapat dari Imam Qurthubi di dalam tafsirnya dan Imam Nawawi dalam Al Majmu Syarh Muhadzdzab.
B. Menyamakan para isteri dalam masalah giliran
Setiap isteri harus mendapat hak giliran yang sama. Imam Muslim meriwayatkan hadis yang artinya; Anas bin Malik menyatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memiliki 9 isteri. Kebiasaan baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bila menggilir isteri-isterinya, baginda mengunjungi semua isterinya dan baru berhenti (berakhir) di rumah isteri yang mendapat giliran saat itu.
Ketika dalam berpergian, jika seorang suami akan mengajak salah seorang isterinya, maka dilakukan undian untuk menentukan siapa yang akan ikut serta dalam perjalanan. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menyatakan bahwa apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hendak bermusafir, baginda mengundi di antara para isterinya, siapa yang akan baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sertakan dalam musafirnya. Baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa menggilir setiap isterinya pada hari dan malamnya, kecuali Saudah bintu Zam’ah karena hak gilirannya telah diberikan kepada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.
Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan bahwa seorang suami diperbolehkan untuk masuk ke rumah semua isterinya pada hari giliran salah seorang dari mereka, namun suami tidak boleh menggauli isteri yang bukan waktu gilirannya.
Seorang isteri yang sedang sakit maupun haid tetap mendapat hak giliran sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menyatakan bahwa jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ingin bermesraan dengan istrinya namun saat itu isteri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang haid, beliau memerintahkan untuk menutupi bagian sekitar kemaluannya.
Syaikh Abdurrahman Nashir As Sa’dy rahimahullah, ulama besar dari Saudi Arabia, pernah ditanya apakah seorang isteri yang haid atau nifas berhak mendapat pembahagian giliran atau tidak. Beliau rahimahullah menyatakan bahwa pendapat yang benar adalah bagi isteri yang haid berhak mendapat giliran.
C. Tidak boleh keluar dari rumah isteri yang mendapat giliran menuju rumah yang lain .
Seorang suami tidak boleh keluar untuk menuju rumah isteri yang lain yang bukan gilirannya pada malam hari kecuali keadaan darurat. Larangan ini disimpulkan dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menceritakan bahwa ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di rumah Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, tidak lama setelah baginda berbaring, baginda bangkit dan keluar rumah menuju kuburan Baqi sebagaimana diperintahkan oleh Jibril alaihi wa sallam. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha kemudian mengikuti baginda karena menduga bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan pergi ke rumah isteri yang lain. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pulang dan mendapatkan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha dalam keadaan termengah-mengah, baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, “Apakah Engkau menyangka Allah dan Rasul-Nya akan berbuat tidak adil kepadamu?”
Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah menyatakan tidak dibolehkannya masuk rumah istri yang lain di malam hari kecuali darurat, misalnya si isteri sedang sakit. Jika suami menginap di rumah isteri yang bukan gilirannya tersebut, maka dia harus mengganti hak isteri yang gilirannya diambil malam itu. Apabila tidak menginap, maka tidak perlu menggantinya.
D. Batasan Malam Pertama Setelah Pernikahan
Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu bahwa termasuk sunnah bila seseorang menikah dengan gadis, suami menginap selama tujuh hari, jika menikah dengan janda, ia menginap selama tiga hari. Setelah itu barulah ia menggilir isteri-isteri yang lain.
Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha mengkhabarkan bahwa ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikahinya, beliau menginap bersamanya selama tiga hari dan beliau bersabda kepada Ummu Salamah, “Hal ini aku lakukan bukan sebagai penghinaan kepada keluargamu. Bila memang engkau mau, aku akan menginap bersamamu selama tujuh hari, namun aku pun akan menggilir isteri-isteriku yang lain selama tujuh hari.”
E. Wajib menyamakan nafkah
Setiap isteri memiliki hak untuk mempunyai rumah sendiri-sendiri, hal ini berkonsekuensi bahwa mereka makan sendiri-sendiri, namun bila isteri-isteri tersebut ingin berkumpul untuk makan bersama dengan keredhaan mereka maka tidak apa-apa.
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa bersikap adil dalam nafkah dan pakaian menurut pendapat yang kuat, merupakan suatu kewajiban bagi seorang suami.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu mengabarkan bahwa Ummu Sulaim mengutusnya menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan membawa kurma sebagai hadiah untuk baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kemudian kurma tersebut untuk dibagi-bagikan kepada isteri-isteri baginda segenggam-segenggam.
Bahkan ada keterangan yang dibawakan oleh Jarir bahwa ada seseorang yang berpoligami menyamakan nafkah untuk isteri-isterinya sampai-sampai makanan atau gandum yang tidak bisa ditakar / ditimbang karena terlalu sedikit, beliau tetap membaginya tangan pertangan. Namun perlu diambil kira pembahagian nafkah mengikut keperluan tanggungan suami dalam rumahnya.
F. Undian ketika safar
Bila seorang suami hendak melakukan musafir dan tidak membawa semua istrinya, maka ia harus mengundi untuk menentukan siapa yang akan menyertainya dalam safar tersebut.
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan bahwa kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bila hendak musafir, baginda mengundi di antara para isterinya, siapa yang akan diajak dalam musafir tersebut.
Imam Ibnu Qudamah menyatakan bahwa seorang yang bermusafir dan membawa semua istrinya atau menginggalkan semua isterinya, maka tidak memerlukan undian.
Jika suami membawa lebih dari satu isterinya, maka ia harus menyamakan giliran sebagaimana ia menyamakan di antara mereka ketika tidak dalam keadaan bermusafir.
G. Tidak wajib menyamakan cinta dan jima’ di antara para istri
Seorang suami tidak dibebankan kewajiban untuk menyamakan cinta dan jima’ di antara para isterinya. Yang wajib bagi dia memberikan giliran kepada isteri-isterinya secara adil.
Ayat “Dan kamu sekali-kali tiadak dapat berlaku adil di antara isteri-isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin demikian” ditafsirkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa manusia tidak akan sanggup bersikap adil di antara istri-istri dari seluruh segi. Sekalipun pembagian malam demi malam dapat terjadi, akan tetapi tetap saja ada perbedaan dalam rasa cinta, syahwat, dan jima’.
Ayat ini turun berkenaan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat mencintainya melebihi isteri-isteri yang lain. Baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ya Allah inilah pembagianku yang aku mampu, maka janganlah engkau cela aku pada apa yang Engkau miliki dan tidak aku miliki, yaitu hati.”
Muhammad bin Sirrin pernah menanyakan ayat tersebut kepada Ubaidah, dan dijawab bahwa maksud surat An Nisaa’ ayat 129 tersebut dalam masalah cinta dan bersetubuh. Abu Bakar bin Arabiy menyatakan bahwa adil dalam masalah cinta diluar kesanggupan seseorang. Cinta merupakan anugerah dari Allah dan berada dalam tangan-Nya, begitu juga dengan bersetubuh, terkadang berghairah dengan istri yang satu namun terkadang tidak. Hal ini diperbolehkan asal bukan disengaja, sebab berada diluar kemampuan seseorang.
Ibnul Qoyyim rahimahullah menyatakan bahwa tidak wajib bagi suami untuk menyamakan cinta di antara isteri-isterinya, karena cinta merupakan perkara yang tidak dapat dikuasai. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha merupakan isteri yang paling dicintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dari sini dapat diambil pemahaman bahwa suami tidak wajib menyamakan para isteri dalam masalah jima’ karena jima’ terjadi karena adanya cinta dan kecondongan. Dan perkara cinta berada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Zat yang membolak-balikkan hati. Jika seorang suami meninggalkan jima’ karena tidak adanya pendorong ke arah sana, maka suami tersebut dimaafkan. Menurut Imam Ibnu Qudamah rahimahullah, bila dimungkinkan untuk menyamakan dalam masalah jima, maka hal tersebut lebih baik, utama, dan lebih mendekati sikap adil.
Penulis Fiqh Sunnah menyarankan; meskipun demikian, hendaknya seoarang suami memenuhi kebutuhan jima isterinya sesuai kadar kemampuannya.
Imam al Jashshaash rahimahullah dalam Ahkam Al Qur’an menyatakan bahwa, “Dijadikan sebagian hak isteri adalah menyembunyikan perasaan lebih mencintai salah satu isteri terhadap isteri yang lain."
** Fahami hak anda sebagai isteri dlm poligami..jika redha yg dipilih utk melepaskan hak kerana rela dek somi x mampu..itu pilihan yg baik utk seorg isteri yg solehah 💚💚💚☝
Di antara hak setiap isteri dalam poligami adalah sebagai berikut:
A. Memiliki rumah sendiri
Setiap isteri memiliki hak untuk mempunyai rumah sendiri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 33, yang artinya, “Menetaplah kalian (wahai isteri-isteri Nabi) di rumah-rumah kalian.” Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla menyebutkan rumah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam bentuk jamak, sehingga dapat dipahami bahwa rumah beliau tidak hanya satu.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menceritakan bahwa ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sakit menjelang wafatnya, baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya, “Dimana aku besok? Di rumah siapa?’ Baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menginginkan di tempat Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, oleh karena itu isteri-isteri beliau mengizinkan beliau untuk dirawat di mana saja baginda menginginkannya, maka baginda dirawat di rumah Aisyah sampai baginda wafat di sisi Aisyah. Baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat pada hari giliran Aisyah. Allah mencabut ruh baginda dalam keadaan kepala baginda bersandar di dada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.
Ibnu Qudamah rahimahullah menjelaskan dalam kitab Al Mughni bahwasanya tidak pantas seorang suami mengumpulkan dua orang isteri dalam satu rumah tanpa redha dari keduanya. Hal ini dikhuatiri dapat menjadikan penyebab kecemburuan dan permusuhan di antara keduanya.
Tidak boleh mengumpulkan para isteri dalam satu rumah kecuali dengan redha mereka juga merupakan pendapat dari Imam Qurthubi di dalam tafsirnya dan Imam Nawawi dalam Al Majmu Syarh Muhadzdzab.
B. Menyamakan para isteri dalam masalah giliran
Setiap isteri harus mendapat hak giliran yang sama. Imam Muslim meriwayatkan hadis yang artinya; Anas bin Malik menyatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memiliki 9 isteri. Kebiasaan baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bila menggilir isteri-isterinya, baginda mengunjungi semua isterinya dan baru berhenti (berakhir) di rumah isteri yang mendapat giliran saat itu.
Ketika dalam berpergian, jika seorang suami akan mengajak salah seorang isterinya, maka dilakukan undian untuk menentukan siapa yang akan ikut serta dalam perjalanan. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menyatakan bahwa apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hendak bermusafir, baginda mengundi di antara para isterinya, siapa yang akan baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sertakan dalam musafirnya. Baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa menggilir setiap isterinya pada hari dan malamnya, kecuali Saudah bintu Zam’ah karena hak gilirannya telah diberikan kepada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.
Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan bahwa seorang suami diperbolehkan untuk masuk ke rumah semua isterinya pada hari giliran salah seorang dari mereka, namun suami tidak boleh menggauli isteri yang bukan waktu gilirannya.
Seorang isteri yang sedang sakit maupun haid tetap mendapat hak giliran sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menyatakan bahwa jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ingin bermesraan dengan istrinya namun saat itu isteri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang haid, beliau memerintahkan untuk menutupi bagian sekitar kemaluannya.
Syaikh Abdurrahman Nashir As Sa’dy rahimahullah, ulama besar dari Saudi Arabia, pernah ditanya apakah seorang isteri yang haid atau nifas berhak mendapat pembahagian giliran atau tidak. Beliau rahimahullah menyatakan bahwa pendapat yang benar adalah bagi isteri yang haid berhak mendapat giliran.
C. Tidak boleh keluar dari rumah isteri yang mendapat giliran menuju rumah yang lain .
Seorang suami tidak boleh keluar untuk menuju rumah isteri yang lain yang bukan gilirannya pada malam hari kecuali keadaan darurat. Larangan ini disimpulkan dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menceritakan bahwa ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di rumah Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, tidak lama setelah baginda berbaring, baginda bangkit dan keluar rumah menuju kuburan Baqi sebagaimana diperintahkan oleh Jibril alaihi wa sallam. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha kemudian mengikuti baginda karena menduga bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan pergi ke rumah isteri yang lain. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pulang dan mendapatkan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha dalam keadaan termengah-mengah, baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, “Apakah Engkau menyangka Allah dan Rasul-Nya akan berbuat tidak adil kepadamu?”
Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah menyatakan tidak dibolehkannya masuk rumah istri yang lain di malam hari kecuali darurat, misalnya si isteri sedang sakit. Jika suami menginap di rumah isteri yang bukan gilirannya tersebut, maka dia harus mengganti hak isteri yang gilirannya diambil malam itu. Apabila tidak menginap, maka tidak perlu menggantinya.
D. Batasan Malam Pertama Setelah Pernikahan
Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu bahwa termasuk sunnah bila seseorang menikah dengan gadis, suami menginap selama tujuh hari, jika menikah dengan janda, ia menginap selama tiga hari. Setelah itu barulah ia menggilir isteri-isteri yang lain.
Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha mengkhabarkan bahwa ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikahinya, beliau menginap bersamanya selama tiga hari dan beliau bersabda kepada Ummu Salamah, “Hal ini aku lakukan bukan sebagai penghinaan kepada keluargamu. Bila memang engkau mau, aku akan menginap bersamamu selama tujuh hari, namun aku pun akan menggilir isteri-isteriku yang lain selama tujuh hari.”
E. Wajib menyamakan nafkah
Setiap isteri memiliki hak untuk mempunyai rumah sendiri-sendiri, hal ini berkonsekuensi bahwa mereka makan sendiri-sendiri, namun bila isteri-isteri tersebut ingin berkumpul untuk makan bersama dengan keredhaan mereka maka tidak apa-apa.
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa bersikap adil dalam nafkah dan pakaian menurut pendapat yang kuat, merupakan suatu kewajiban bagi seorang suami.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu mengabarkan bahwa Ummu Sulaim mengutusnya menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan membawa kurma sebagai hadiah untuk baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kemudian kurma tersebut untuk dibagi-bagikan kepada isteri-isteri baginda segenggam-segenggam.
Bahkan ada keterangan yang dibawakan oleh Jarir bahwa ada seseorang yang berpoligami menyamakan nafkah untuk isteri-isterinya sampai-sampai makanan atau gandum yang tidak bisa ditakar / ditimbang karena terlalu sedikit, beliau tetap membaginya tangan pertangan. Namun perlu diambil kira pembahagian nafkah mengikut keperluan tanggungan suami dalam rumahnya.
F. Undian ketika safar
Bila seorang suami hendak melakukan musafir dan tidak membawa semua istrinya, maka ia harus mengundi untuk menentukan siapa yang akan menyertainya dalam safar tersebut.
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan bahwa kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bila hendak musafir, baginda mengundi di antara para isterinya, siapa yang akan diajak dalam musafir tersebut.
Imam Ibnu Qudamah menyatakan bahwa seorang yang bermusafir dan membawa semua istrinya atau menginggalkan semua isterinya, maka tidak memerlukan undian.
Jika suami membawa lebih dari satu isterinya, maka ia harus menyamakan giliran sebagaimana ia menyamakan di antara mereka ketika tidak dalam keadaan bermusafir.
G. Tidak wajib menyamakan cinta dan jima’ di antara para istri
Seorang suami tidak dibebankan kewajiban untuk menyamakan cinta dan jima’ di antara para isterinya. Yang wajib bagi dia memberikan giliran kepada isteri-isterinya secara adil.
Ayat “Dan kamu sekali-kali tiadak dapat berlaku adil di antara isteri-isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin demikian” ditafsirkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa manusia tidak akan sanggup bersikap adil di antara istri-istri dari seluruh segi. Sekalipun pembagian malam demi malam dapat terjadi, akan tetapi tetap saja ada perbedaan dalam rasa cinta, syahwat, dan jima’.
Ayat ini turun berkenaan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat mencintainya melebihi isteri-isteri yang lain. Baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ya Allah inilah pembagianku yang aku mampu, maka janganlah engkau cela aku pada apa yang Engkau miliki dan tidak aku miliki, yaitu hati.”
Muhammad bin Sirrin pernah menanyakan ayat tersebut kepada Ubaidah, dan dijawab bahwa maksud surat An Nisaa’ ayat 129 tersebut dalam masalah cinta dan bersetubuh. Abu Bakar bin Arabiy menyatakan bahwa adil dalam masalah cinta diluar kesanggupan seseorang. Cinta merupakan anugerah dari Allah dan berada dalam tangan-Nya, begitu juga dengan bersetubuh, terkadang berghairah dengan istri yang satu namun terkadang tidak. Hal ini diperbolehkan asal bukan disengaja, sebab berada diluar kemampuan seseorang.
Ibnul Qoyyim rahimahullah menyatakan bahwa tidak wajib bagi suami untuk menyamakan cinta di antara isteri-isterinya, karena cinta merupakan perkara yang tidak dapat dikuasai. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha merupakan isteri yang paling dicintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dari sini dapat diambil pemahaman bahwa suami tidak wajib menyamakan para isteri dalam masalah jima’ karena jima’ terjadi karena adanya cinta dan kecondongan. Dan perkara cinta berada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Zat yang membolak-balikkan hati. Jika seorang suami meninggalkan jima’ karena tidak adanya pendorong ke arah sana, maka suami tersebut dimaafkan. Menurut Imam Ibnu Qudamah rahimahullah, bila dimungkinkan untuk menyamakan dalam masalah jima, maka hal tersebut lebih baik, utama, dan lebih mendekati sikap adil.
Penulis Fiqh Sunnah menyarankan; meskipun demikian, hendaknya seoarang suami memenuhi kebutuhan jima isterinya sesuai kadar kemampuannya.
Imam al Jashshaash rahimahullah dalam Ahkam Al Qur’an menyatakan bahwa, “Dijadikan sebagian hak isteri adalah menyembunyikan perasaan lebih mencintai salah satu isteri terhadap isteri yang lain."
** Fahami hak anda sebagai isteri dlm poligami..jika redha yg dipilih utk melepaskan hak kerana rela dek somi x mampu..itu pilihan yg baik utk seorg isteri yg solehah 💚💚💚☝
Thursday, May 15, 2014
13 perkara yang perlu dijaga oleh wanita
UNTUK KAUM HAWA
13 Perkara yang perlu dijaga oleh wanita.
2. Kaki dan semacam hantu loceng –Dan janganlah mereka (perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan –(Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31.) Keterangan : Menampakkan kaki dan menghayunkan/ melenggokkan badan mengikut hentakan kaki terutamanya pada mereka yang mengikatnya dengan loceng…sama juga seperti pelacur dizaman jahiliyah ….
3. Wangian – Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zinanya terutamanya hidung yang berserombong.(Petikan dari Hadis Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban.)
4. Dada – Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi bahagian hadapan dada-dada mereka.(Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31.)
5. Gigi – Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya –(Petikan dari Hadis Riwayat At-Thabrani) Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah.(Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.)
6. Muka dan leher – Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu. Keterangan : Bersolek (make-up) dan menurut Maqatil sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah.
7. Pakaian yang nipis (jarang) – Asma Binte Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja (Petikan dari Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari.)
8. Tangan – Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya.(Petikan dari Hadis Riwayat At Tabrani dan Baihaqi.)
9. Mata – Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya. (Petikan dari Surah An Nur Ayat 31)Sabda Nabi Muhamad SAW, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama sahaja manakala pandangan seterusnya tidak dibenarkan hukumnya haram.(Petikan dari Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi.)
10. Mulut (suara) – Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik (Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 32.)Sabda SAW, Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi.(Petikan dari Hadis Riwayat Ibn Majah.)
11. Kemaluan – Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka.(Petikan dari Surah An Nur Ayat 31.)Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam Syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya. (Hadis Riwayat Riwayat Al Bazzar.)Tiada seorang perempuanpun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah.(Petikan dari Hadis Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah.)
12. Pakaian – Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan terutama yang menjolok mata , maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti.(Petikan dari Hadis Riwayat Ahmad, Abu D , An Nasaii dan Ibn Majah.)Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 59. Bermaksud : Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah diken ali . Lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.Sesungguhnya sebilangan ahli Neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk Syurga dan tidak akan mencium baunya. (Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim) Keterangan : Wanita yang berpakaian tipis/jarang, ketat/ membentuk dan berbelah/membuka bahagian-bahagian tertentu.
13. Rambut – Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam Neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya.(Peti kan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.)Riwayat Imran bin Hushain ra.:Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya penghuni syurga yang paling sedikit adalah kaum wanita. (Shahih Muslim No.4921)
13 Perkara yang perlu dijaga oleh wanita.
1. Bulu kening – Menurut Bukhari, Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening.(Petikan dari Hadis Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari.)
2. Kaki dan semacam hantu loceng –Dan janganlah mereka (perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan –(Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31.) Keterangan : Menampakkan kaki dan menghayunkan/ melenggokkan badan mengikut hentakan kaki terutamanya pada mereka yang mengikatnya dengan loceng…sama juga seperti pelacur dizaman jahiliyah ….
3. Wangian – Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zinanya terutamanya hidung yang berserombong.(Petikan dari Hadis Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban.)
4. Dada – Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi bahagian hadapan dada-dada mereka.(Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31.)
5. Gigi – Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya –(Petikan dari Hadis Riwayat At-Thabrani) Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah.(Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.)
6. Muka dan leher – Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu. Keterangan : Bersolek (make-up) dan menurut Maqatil sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah.
7. Pakaian yang nipis (jarang) – Asma Binte Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja (Petikan dari Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari.)
8. Tangan – Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya.(Petikan dari Hadis Riwayat At Tabrani dan Baihaqi.)
9. Mata – Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya. (Petikan dari Surah An Nur Ayat 31)Sabda Nabi Muhamad SAW, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama sahaja manakala pandangan seterusnya tidak dibenarkan hukumnya haram.(Petikan dari Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi.)
10. Mulut (suara) – Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik (Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 32.)Sabda SAW, Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi.(Petikan dari Hadis Riwayat Ibn Majah.)
11. Kemaluan – Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka.(Petikan dari Surah An Nur Ayat 31.)Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam Syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya. (Hadis Riwayat Riwayat Al Bazzar.)Tiada seorang perempuanpun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah.(Petikan dari Hadis Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah.)
12. Pakaian – Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan terutama yang menjolok mata , maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti.(Petikan dari Hadis Riwayat Ahmad, Abu D , An Nasaii dan Ibn Majah.)Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 59. Bermaksud : Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah diken ali . Lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.Sesungguhnya sebilangan ahli Neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk Syurga dan tidak akan mencium baunya. (Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim) Keterangan : Wanita yang berpakaian tipis/jarang, ketat/ membentuk dan berbelah/membuka bahagian-bahagian tertentu.
13. Rambut – Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam Neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya.(Peti kan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.)Riwayat Imran bin Hushain ra.:Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya penghuni syurga yang paling sedikit adalah kaum wanita. (Shahih Muslim No.4921)
Wednesday, December 25, 2013
CIRI-CIRI ISTERI YANG SOLEHAH
Pengajian Muslimah: Ciri-ciri Istri Sholehah - Ustadz Firanda Andirja,
Bila mengikuti ceramah ini dan buku di bawah, terasa masih jauhnya diri daripada mendapat status isteri yang solehah. Masih banyak kekurangan dan kesilapan yang perlu diperbaiki dan diusahakan. Semoga semua pembaca dapat manfaatkan perkongsian ini dan sama-sama berusaha ke arah itu.
Ciri2 isteri solehah (intisari
ceramah ini yg dapat saya catatkan):
1) bersegera kpd suami apabila
dipanggil utk bersama
2) taat kepada suami asalkan
permintaan suami tidak melanggar syariat.
3) Sentiasa bermanis muka & berusaha
tidak bermuka masam dengan suami
4) berusaha memilih kata-kata
yang terbaik untuk dituturkan kepada suami
5) tidak memerintahkan suami membuat
kerja2 di rumah. (tentu ramai yg dengar
akan ??? namun dengarkan huraian penceramah)
6) keluar rumah dengan izin
suami. Mohon izin walaupun tahu suami akan benarkan. Suami akan berasa lebih dhargai & dihormati7) berhias, berwangian hanya
untuk suami & memberati suasana di tempat tidur.
8) tidak membenarkan orang yang
suami tidak suka masuk ke dalam rumah.
9) usahakan jadual makan suami
dan makanan kesukaan suami.
10) hormati mertua serta kerabat suami
11) berusaha menenangkan hati suami
12) segera meminta maaf jika melakukan kesilapan kpd suami
13) mencium tangan suami sebelum suami keluar kerja / berpisah dengan
suami
14) mengajak suami untuk solat malam
15) berusaha menutupi aib suami dan tidak bercerita tentang hal
rumahtangga terutamanya hal di ranjang kepada orang luar.
16) tidak membantah & tidak mengeraskan suara terhadap suami
17) sentiasa qanaah dan tidak membandingkan suaminya dengan oranglain
18) tidak menunjukkan kesedihan semasa suami sedang bergembira dan
begitulah sebailknya. Berusaha mengkondisi mengikuti mood suami
19) berusaha melakukan apa yg suami suka / mengikut kesukaan suaminya
20) berusaha mengatur perbelanjaan wang suami dengan sebaiknya @ tidak boros
dengan wang pemberian suaminya. Dibolekan mengambil wang suami jika suami tidak
memberikan nafkah dengan sewajarya namun sekadar yg perlu.
21) tidak menceritakan kecantikan wanita lain kpd suaminya sehingga
suaminya membayangkan kecantikan wanita tersebut.
***********************************************************
22) berusaha menasihati suami apabila suami terjerumus ke dalam hal
maksiat.
23) tidak melihat & mengagumi lelaki lain selain suaminya.
24) lebih suka tinggal di rumah daripada keluar berjalan-jalan
25) jika suami melakukan kesalahan, tidak melupakan segala kebaikan-kebaikan
yang pernah dilakukan.
suami.
Berkesempatan juga membaca buku ni sebagai santapan rohani hari ini iaitu buku Petunjuk Sunnah & Adab Sehari-hari 2, ingin ku kongsikan sedikit rumusannya di sini tentang CIRI ISTERI YANG DEKAT DENGAN SYURGA.
Berikut ini adalah ciri-cirinya :
1.
Seorang Isteri yang menyedari dan menerima dengan
ikhlas bahwa laki-laki (suami) adalah pemimpin kaum wanita. (An Nisa’:34)
2.
Seorang Isteri yang menyedari bahwa kedudukan suami itu
satu tingkat lebih tinggi jika dibandingkan dengan isteri. (Al Baqarah: 228)
3.
Seorang Isteri yang selalu taat dan penuh hormat kepada
suami selama bukan diajak dalam hal kemaksiatan (durhaka kepada ALLAH). An Nisa’:
39)
4.
Seorang Isteri yang tetap berpegang teguh menjaga
kehormatan dirinya dan yang tidak mahu keluar rumah dengan seenaknya sendiri
tanpa izin suami.
5.
Seorang Isteri yang selalu memenuhi keinginan suami
dalam nafkah batin / biologis (kecuali dengan suatu alasan yang kuat terpaksa
menolaknya). HR Nasai, Muttafaq’alaih)
Apabila suami mengajak isterinya ke
tempat tidur untuk menggaulinya lalu isteri menolaknya, maka yang ada di langit
(malaikat) akan melaknatnya sehingga suami meredainya. (HR Muslim)
6.
Seorang Isteri yang selalu mendahulukan kepentingan
suami di banding urusan yang lain. Termasuk kepentingan orang tua sekalipun.
(Terkecuali mendapat izin dari suami) ( HR Tirnidzi)
7.
Seorang Isteri yang selalu menjaga kehormatan dirinya
jika suami tidak ada di rumah. (AnNisa’:34)
8.
Seorang Isteri yang pandai menjaga harta suami (tidak
boros) dan juga menjaga kehormatan suami baik saat ada ataupun sedang tidak di
rumah.
9.
Seorang Isteri yang senantiasa berusaha mempercantik
dirinya / berhias ketika berada depan
suami. (HR Thabrani)
10. Seorang
Isteri yang selalu menyenangkan hati suami dengan raut wajah yang tampak
berseri. Murah senyum agar si suami merasa tenteram hatinya. ((HR Thabrani)
11. Seorang
isteri yang tidak suka berdandan berlebihan agar tampak cantik oleh lelaki
lain.
(Dikutip dari Buku : Petunjuk Sunnah dan Adab
Sehari-hari 2 - H.A. Abdurrahman Ahmad)
Bacaan lain yang boleh dikaitkan dengan topik yang sama adalah
http://kiestikoisme.wordpress.com/belajar-islam/ciri-ciri-sifat-keutamaan-dan-pahala-bagi-istri-sholehah/
Bacaan lain yang boleh dikaitkan dengan topik yang sama adalah
http://kiestikoisme.wordpress.com/belajar-islam/ciri-ciri-sifat-keutamaan-dan-pahala-bagi-istri-sholehah/
Wednesday, November 20, 2013
ISTERI DIANGGAP DERHAKA PADA SUAMI JIKA...... (Na'uzubillah)
ISTERI DIANGGAP DERHAKA PADA SUAMI JIKA...
1. Apabila dipanggil oleh suaminya ia tidak datang. Sabda Rasulullah s.a.w. "Apabila suami memanggil isteri ke tempat tidur, ia tidak datang nescaya malaikat melaknat isteri itu hingga ke Subuh."
2. Membantah suruhan atau perintah suami. Sabda Rasulullah s.a.w. "Sesiapa sahaja yang tidak berbakti kepada suaminya maka ia mendapat laknat dari Allah swt dan malaikat serta semua manusia".
3. Bermasam muka terhadap suami. Sabda Rasullulah s.a.w. "Mana-mana perempuan yang bermasam muka di hadapan suaminya bererti ia dalam kemurkaan Allah swt hingga ia senyum kepada suaminya atau ia meminta keredhaannya".
4. Jahat lidah/mulut pada suami. Sabda Rasulullah s.a.w. " Ada empat golongan wanita yang akan dimasukkan ke dalam neraka, di antaranya ialah wanita yang jahat atau kesat lidahnya terhadap suaminya".
5. Membebankan suami dengan permintaan yang di luar kemampuannya.
6. Keluar rumah tanpa izin suaminya. Sabda Rasulullah s.a.w. "Mana-mana perempuan yang keluar rumahnya tanpa izin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah swt. hingga dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya."
7. Menghina pengorbanan suami. Maksud Hadith: Allah swt tidak akan akan memandang (mempedulikan) pada isteri-isteri yang tidak berterima kasih kepada pengorbanan suaminya sedangkan dia masih perlukan suaminya.
8. Menerima tetamu tanpa keizinan suaminya. Maksud Hadith: Jangan benarkan masuk ke rumahnya melainkan dizinkan oleh suami.
9. Tidak mahu menerima tunjuk ajar suami. Maksud Hadith: Isteri yang derhaka hukum perbuatannya berdosa dan boleh gugur nafkahnya ketika itu. Jika ia tidak segera bertaubat dan meminta ampun dari suaminya, nerakalah di akhirat kelak. Apa yang isteri lakukan terhadap suami adalah semata-mata mendapat keredhaan Allah swt.
SHAREdaripada FB. Semoga dapat memanfaatkan & dimanfaatkan.
1. Apabila dipanggil oleh suaminya ia tidak datang. Sabda Rasulullah s.a.w. "Apabila suami memanggil isteri ke tempat tidur, ia tidak datang nescaya malaikat melaknat isteri itu hingga ke Subuh."
2. Membantah suruhan atau perintah suami. Sabda Rasulullah s.a.w. "Sesiapa sahaja yang tidak berbakti kepada suaminya maka ia mendapat laknat dari Allah swt dan malaikat serta semua manusia".
3. Bermasam muka terhadap suami. Sabda Rasullulah s.a.w. "Mana-mana perempuan yang bermasam muka di hadapan suaminya bererti ia dalam kemurkaan Allah swt hingga ia senyum kepada suaminya atau ia meminta keredhaannya".
4. Jahat lidah/mulut pada suami. Sabda Rasulullah s.a.w. " Ada empat golongan wanita yang akan dimasukkan ke dalam neraka, di antaranya ialah wanita yang jahat atau kesat lidahnya terhadap suaminya".
5. Membebankan suami dengan permintaan yang di luar kemampuannya.
6. Keluar rumah tanpa izin suaminya. Sabda Rasulullah s.a.w. "Mana-mana perempuan yang keluar rumahnya tanpa izin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah swt. hingga dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya."
7. Menghina pengorbanan suami. Maksud Hadith: Allah swt tidak akan akan memandang (mempedulikan) pada isteri-isteri yang tidak berterima kasih kepada pengorbanan suaminya sedangkan dia masih perlukan suaminya.
8. Menerima tetamu tanpa keizinan suaminya. Maksud Hadith: Jangan benarkan masuk ke rumahnya melainkan dizinkan oleh suami.
9. Tidak mahu menerima tunjuk ajar suami. Maksud Hadith: Isteri yang derhaka hukum perbuatannya berdosa dan boleh gugur nafkahnya ketika itu. Jika ia tidak segera bertaubat dan meminta ampun dari suaminya, nerakalah di akhirat kelak. Apa yang isteri lakukan terhadap suami adalah semata-mata mendapat keredhaan Allah swt.
SHAREdaripada FB. Semoga dapat memanfaatkan & dimanfaatkan.
Saturday, September 21, 2013
Tempahan laksa, laksae dan nasi himpit kawasan Gombak
Alhamdulillah hari ini dapat menikmati genuine laksae Kelantan (gambar) yang amat sedap hasil air tangan kakak iparku, Kak Roh di Greenwood, Gombak. Kenalan yang tinggal di sekitar kawasan berdekatan Gombak dan ingin membuat tempahan laksam, laksa Kelantan dan nasi himpit boleh la menalipon terus Kak Roh di talian 012 2658131 (K.Roh) / 017 3267012 (Izzati).
Friday, September 20, 2013
Empat Halangan Menuju Gerbang Perkahwinan
Empat Halangan Menuju Gerbang Perkahwinan
1-Pemuda dan pemudi yang tak mahu kahwin, ingin hidup bebas.
2- Wali menyusahkan urusan perkahwinan.
3- Mahar - Mas kahwin yang mahal / terlalu tinggi.
4-Majlis perkahwinan yang membazir dan keterlaluan.
3 golongan dilindungi Allah: (maksud hadith)
1) Mujahid berjuang di jalan Allah
2) Hamba yang berusaha hendak merdekakan dirinya
3) Orang yang nak berkahwin kerana nak menjaga dirinya daripada terjebak kepada perkara yang tidak baik
1-Pemuda dan pemudi yang tak mahu kahwin, ingin hidup bebas.
2- Wali menyusahkan urusan perkahwinan.
3- Mahar - Mas kahwin yang mahal / terlalu tinggi.
4-Majlis perkahwinan yang membazir dan keterlaluan.
3 golongan dilindungi Allah: (maksud hadith)
1) Mujahid berjuang di jalan Allah
2) Hamba yang berusaha hendak merdekakan dirinya
3) Orang yang nak berkahwin kerana nak menjaga dirinya daripada terjebak kepada perkara yang tidak baik
Subscribe to:
Posts (Atom)